Friday, October 21, 2011

Tiga Ilmuan Kelahiran AS, Sabet Nobel Fisika 2011

Metrotvnews.com, Stockholm: Tiga ilmuwan kelahiran Amerika Serikat (AS) berbagi Penghargaan Nobel bidang Fisika 2011 di Stockholm, Swedia, Selasa (4/10). Tiga lelaki yang berdedikasi itu, telah menemukan kecepatan pembentukan alam semesta dengan mengamati ledakan bintang.

Ketiga ilmuwan itu yakni Saul Perlmutter asal AS yang berhak mendapatkan setengah dari hadiah uang senilai $1,45 juta dolar. Sedangkan sisanya dibagi rata ilmuwan Australia kelahiran AS Brian Schmidt, serta ilmuwan AS Adam Riess.

"Mereka telah mempelajari beberapa lusin ledakan bintang yang disebut supernova, dan menemukan percepatan pembentukan alam semesta," demikian diungkapkan panitia Penghargaan Nobel di Royal Swedish Academy of Sciences. "Ini penemuan yang sangat mengejutkan," tambah komite pemilihan itu.(MI/****)

Sumber: http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/05/67072/Tiga-Ilmuan-Kelahiran-AS-Sabet-Nobel

Jangan Banyak Belajar, Apabila Anda Tak Mau Jadi Bodoh!

Judul yang saya buat bukanlah kiasan, namun itulah judul yang memang ingin saya sampaikan. Tulisan ini melewati beberapa renungan yang saya lakukan selama beberapa hari ini. Melalui introspeksi, koreksi, lalu verifikasi. Ya, judul ini meradiasi berbagai kegiatan saya.

Bagaimana saya bisa membuat pernyataan ini, "Semakin banyak Anda belajar maka itulah yang membuat Anda semakin bodoh!". Mungkin, untuk mendapatkan pemikiran itu saya tak perlu berbicara hal yang terlalu rumit seperti fisika kuantum atau gengnya. Namun, disini saya cukup menganalisis hal yang sederhana dan itu memaksa saya untuk membuat kesimpulan tersebut. Ya, meskipun awalnya saya tak terima jika saya nantinya akan dikatakan bodoh.

Begini, untuk memahami itu dan supaya Anda dapat terhasut dengan pemikiran saya cobalah ikuti pola pikir saya ya, ini sengaja saya katakan di awal agar Anda tak terkejut dengan pemikiran saya. Wajar bukan jika manusia itu melakukan sesuatu supaya orang lain mengikuti apa yang ia lakukan? OK, marilah kita mulai pemikiran kita namun untuk mempermudah ada baiknya Anda menyiapkan kertas sebagai corat-coret.

Anggaplah Anda adalah manusia putih yang sama dengan kertas putih yang Anda miliki. Anda masih kosong. Hal itu analogi dengan kondisi ketika Anda tak berilmu sama sekali. Anda masih bersih. Namun cobalah Anda tuliskan satu saja rumus fisika yang Anda tahu, misalkan hukum II Newton.
F = m a
Ketika Anda menuliskan persamaan di atas hal itu analogi dengan ilmu yang diterima oleh otak Anda. Dan kini Anda memiliki 1 ilmu. Betul bukan? Lalu, apakah Anda dapat dikatan pandai karena memiliki 1 ilmu? Ok, marilah kita koreksi sedikit pekerjaan kita. Disini Anda telah mendapat satu ilmu, yaitu persamaan gaya, ya kan? Namun, cobalah tinjau persamaan Anda tadi, apakah itu m dan a? Darimanakan ia berasal?

Ya, satu kali belajar itu telah membuat kita cukup bodoh bukan? Kita mengetahui satu ilmu namun ada dua hal yang kita tidak tahu yaitu, m dan a. Ya, bukan?

Marilah kita lanjutkan lagi pemikiran ini. Pada saat ini Anda pun semakin belajar untuk mengerti apakah itu m dan a. Ok, cobalah tulis dikertas Anda perkembangan dari m dan a itu. Kita dapat menjelaskan nilai m melalui persamaan ini di bawah ini:
m= mol x Mr
Dan kita pun melanjutkan belajar kita hingga mendapatkan persaman a.
a=v/t

Kini Anda dapat menjawab 2 pertanyaan di atas. Namun analisis lagi hal yang kita dapat seperti pada cara pertama. Anda akan mendapatkan 2 ilmu dari belajar saat ini. Namun, apakah Anda tahu apakah itu mol, Mr, v, dan t?

Ya, proses belajar ini semakin membodohkan Anda bukan? Pada saat ini Anda jadi tidak mengerti 4 hal!

Ok, apabila Anda mau ingin berlanjut marilah kita coba selesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anggaplah kali ini Anda belajar dengan sungguh-sungguh untuk menjawab 4 pertanyaan di atas. Belajar Anda sukses sehingga Anda dapat menjawab pertanyan tersebut dengan sempurna seperti di bawah ini:
mol=banyak molekul/bilangan Avogadro
Mr=jumlah massa proton+jumlah massa neutron
v=s/t
t= waktu yang merupakan besaran dengan dimensi detik.

Apakah Anda telah sukses untuk mengerti semuanya? Ya, Anda memang mengerti jawaban  dari 4 pertanyaan di atas. Namun, sekali lagi berapa aspek yang Anda tak tahu? apakah banyak molekul itu? berapakah bilangan Avogadro itu? berapakah massa proton itu? berapakah massa neutron itu? apakah itu s? bagaimanakan cara untuk mendapatkan detik, apakah pembanding besaran itu?

Ya, semakin Anda belajar semakin Anda tidak tahu bukan? Semakin Anda belajar wajar bahwa jika Anda semakin bingung. Dan itu berarti justru belajarlah yang membuat kita menjadi bodoh! Coba bayangkan jika Anda tidak pernah belajar sama sekali. Saya yakin Anda tidak akan pernah bertanya, bukan? Ya, tidak akan ada sesuatu yang tidak kita ketahui.

Maka dari itu marilah kita yang selalu belajar janganlah kita semakin sombong, teman. Karena semakin berilmu seseorang justru ia semakin mengakui ketaktahuan dirinya. Jadi, untuk teman-teman yang sombong karena merasa banyak ilmu justru teman-temanlah yang masih sedikit belajar!

Wednesday, October 19, 2011

Superkonduktor

Pernahkah Anda memikirkan bagaimana resistivitas konduktor apabila ia didinginkan hingga suhunya mendekati nol?

Hampir semua orang tahu jika resistivitas berbanding lurus dengan suhu. Semakin rendah suhu maka semakin rendah pula resistivitasnya. Namun, sebelum tahun 1911 belum ada satu orang pun yang dapat menjawab dengan bukti bagaimana resistivitas konduktor bila suhunya mendekati nol. Pada saat itu ada dua aliran yang mencoba mengajukan hipotesis tentang fenomena ini. Hipotesis pertama berbicara bahwa apabila konduktor didinginkan hingga mencapai nol mutlak maka aliran elektron pada konduktor tersebut akan berhenti (beku) dengan kata lain konduktor tersebut akan kehilangan konduktifitasnya, hipotesis inilah yang dianut oleh W. Kelvin. Hipotesis kedua menyatakan bahwa pada keadaan tersebut konduktor akan memiliki resistivitas sama dengan nol sesuai dengan sifat resistivitasnya yang mengikuti perubahan suhu.

Sampai pada 1908 H,K, Onnes berhasil untuk mencairkan helium pada suhu 4 K. Pada 1911 Onnes pun tertarik untuk mempelajari sifat logam pada suhu dingin dengan cara mendinginkan logam tersebut dengan menggunakan helium cairnya. Suatu fenomena yang sangat menarik muncul ketika ia mendinginkan raksa (Hg) pada suhu 4,2 K. Resistivitas Hg tiba-tiba saja menghilang!

Mulai pada saat itulah dikenal adanya fenomena superkonduktivitas, yaitu suatu fenomena dimana resistivitasnya akan menurun secara tiba-tiba mendekati nol apabila ia didinginkan hingga dibawah titik kritisnya. Fenomena inilah yang membuat Onnes meraih nobel fisika 1913.

Semenjak ditemukan superkonduktor sangat menyedot perhatian ilmuwan fisika. Mereka berlomba-lomba untuk mendapat superkonduktor dengan suhu yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.De Haas dan Voodg pada tahun 1930 berhasil menemukan superkonduktor paduan Pb-Bi yang mempunyai Tc=8,8K.

Lalu pada tahun 1933 Meissner dan Ochsenfeld menemukan gejala diamagnetik sempurna (penolakan fluks magnetik) dalam bahan superkonduktor. Suatu sifat aneh superkonduktor yang menyebabkan bahan ini diusulkan menjadi bahan dalam kendaraan Maglev (Magnet Levitation). Jadi, apabila superkonduktor diletakkan pada magnet dengan medan magnet tertentu maka superkonduktor itu akan melayang.
Efek Meissner (Diambil dari: http://forum-fisika.blogspot.com)

Pada tahun 1973, Tc yang diperoleh dalam berbagai jenis material superkonduktor baru mencapai 23,2 K yaitu pada paduan logam Nb3Ge. Sejak saat itu peneliti selalu gagal memperoleh superkonduktor yang mempunyai Tc diatas 23,2 K.

Pada tahun 1986 Bednorz dan Muller di Laboratorium IBM Zurich, berhasil menemukan bahan keramik superkonduktor dengan rumus kimia Ba1,8La0,15CuO4 dengan Tc = 30 K. Semenjak saat inilah para ilmuwan yakin bahwa superkonduktor dapat dibuat bukan hanya dari bahan konduktor, melainkan semikonduktor atau bahkan isolator! Chu,dkk, pada tahun 1987 menemukan superkonduktor YBa2Cu3O7-δ atau dinamakan sistem YBCO yang dikenal dengan YBCO-123 dan mempunyai Tc = 92 K. Kemudian pada tahun 1988 Maeda,dkk menemukan superkonduktor Bi2Sr2Ca2Cu3O10 atau disebut juga dengan sistem BSCCO denatgan Tc = 110 K. Dalam sistem superkonduktor BSCCO terdapat 3 fasa yaitu fasa 2201 (senyawa Bi2Sr2CuOx) dengan Tc = 20 K, fasa 2212 (senyawa Bi2Sr2CaCu2Oy) dengan  Tc = 80 K, dan fasa 2223 (senyawa Bi2Sr2Ca2Cu3Oz ) dengan Tc = 110 K.

 Saat ini para ilmuwan terus berusaha untuk menemukan superkonduktor dengan Tc lebih tinggi lagi sambil berusaha untuk mengaplikasikan superkonduktor dalam berbagai aspek. Hal ini dikarenakan superkonduktor merupakan material dengan prosperk luar biasa dengan sifat efisiensi yang tinggi. Beberapa aspek aplikasi superkonduktor adalah pada komputer supercepat, generator HTS, prototipe tokamak, kendaraan maglev dan lain sebagainya.

Referensi:
Shimbashi dan Minato-ku. 2003. Preset Situation of Bulk Superconductor Application Research. International Superconducting Technology Center Winter 2003. Hal 16-18.
Barnes, Paul N., Michael D.S., Gregory L.R. 2005. Review of High Power Density Superconducting Generator: Preset State and Prospects for Incorporating of YBCO Windings. Cryogenics 45 (2005). Hal 670-686.

Purwamargrapatala, Yustinus. 2009. Sintesis Superkonduktor YBa2Cu3O7-x Secara KopresipitasiUntuk Aplikasi Industri Nuklir. Urania Vol. 15 No.14 Oktober 2009. Hal 221-229.
Smith, William F. 1996. Principles of Material Science and Engineering. Mc. Graw-Hill. United States of America
Suprihatin. 2008. Pengaruh Variasi Sintering dalam Sintesis Superkonduktor Bi-2212 dengan Doping Pb- (BSCCO-2212) pada Suhu Kalisnasi 7900C. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2008. Universitas Lampung.
Susanti, Herna. 2010. Pengaruh Variasi Perlakuan Doping Pb pada Bi dalam Sintesis Superkonduktor BSCCO Terhadap Efek Meissner dan Suhu Kritis. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Tilley, D.R., dan J. Tilley. 2003. Superfluidity and Supercondutivity. IoP. London