Wednesday, June 1, 2011

Alam Semesta 11 Dimensi

 

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. 41:12) 

Misteri mengenai alam semesta dan teori fisika terus menerus mencoba diungkap.Para fisikawan terus menerus mencoba membuktikan hipotesis teoritik mereka mengenai suatu teori yang sangat cemerlang dan elegan Teori segalanya! Atau teori yang mampu menggabungkan seluruh teori interaksi dalam fisika.
Kita mengetahui bahwa dalam fisika terdapat beberapa interaksi dasar, yaitu:
1. Interaksi elektromaget
2. Interaksi gravitasi
3. Interaksi kuat
4. Interaksi lemah

Kesemua interaksi itulah yang mencoba disatukan oleh para fisikawan -- yang konon telah membuat Einstein menghabiskan sisa hidupnya selama 30 tahun untuk menggabungkan teori ini dan ternyata beliau gagal. Sebenarnya teori penggabungan ini bermula ketikan para fisikawan merasa "aneh" dengan 2 pilar teori dasar dalam fisika modern yang terlihat saling kontra. Teori mekanika kuantum dan teori medan Einstein. 2 cabang sumber ilmu fisika modern yang berjaya pada daerahnya masing-masing. Teori mekanika kuantum untuk daerah mikro dan supermikro sedangkan teori medan Einstein yang berawal dari relativitas umum pada daerah makro hingga supermakro.

Ide penggabungan ini melalui berbagai jalan. Mulai dari menerapkan teori kuantum pada relativitas atau sebaliknya. Perjuangan para fisikawan ini pun telah menghasilkan beberapa teori yang luar biasa dan elegen, diantaranya: teori kuantum-medan, teori kuantum kromodinamik, teori supersimetri (SUSY), teori superstring, teori-M dan lain sebagainya. Yang sebenarnya prinsip penyatuannya adalah melalui penggabungan partikel utama yang sangat berbeda apabila ditinjau secara kasat mata, yaitu partikel fermi yang memiliki spin 1/2 dan partikel boson yang memiliki spin 1.

Diantara beberapa teori penyatuan tersebut yang membuat saya ingin mendalami lebih jauh adalah teori-M. Suatu teori yang merupakan perkembangan dari teori superstring. Yaitu teori baru yang tengah mengalami suatu penelitian yang sangat berbeda dari suatu teori model dasar. Apabila pada model dasar dinyatakan bahwa penyusun suatu alam semesta adalah "titik" -- suatu partikel yang berdimensi 0 -- maka pada teori superstring yang merupakan perkembangan dari teori string, alam semesta disusun oleh suatu "string". Disini, saya bingung ingin menerjemahkan string sebagai apa (maklum nilai bahasa Inggris saya pas2an hehehe.. untung aja bisa masih bisa lulus SMA..) apabila saya melihat kamus, string itu artinya dawai atau senar. Dan saya pun masih kurang nyaman dengan terjemahan ini karena itulah saya masih menuliskannya sebagai string saja. String adalah suatu tabung massa-energi yang panjang namun tipis yang berdimensi 1. Apabila para fisikawan mengharapkan melalui teori ini persamaan-persamaan fisika menjadi lebih simpel maka hipotesis tersebut ternyata "salah". String yang awalnya hanya membutuhkan 1 dimensi ternyata semakin haus dimensi ketika diterapkan pada alam semesta. Awalnya satu dimensi, kemudian dua dimensi, tiga dimensi dan terus haus dimensi. Ya, ternyata melalui teori itu yang terus menerus berkembang maka lahirlah teori superstring dan kemudian teori-M yang menelan 11 dimensi sebagai solusi matematikanya.

Teori-M membutuhkan 11 dimensi sebagai solusi matematikanya. Mengapa harus 11? mungkin hal tersebut menjadi salah satu pertanyaan bagi orang yang pertama kali membaca teori ini. Maka sebagai salah satu solusi, maka disini saya ingin menyampaikan sedikit jawaban yang cukup fenomenal sebagai salam perkenalan teori ini, jawaban dari pertanyaan ini menurut para penganut teori-M adalah: "kebetulan!". Suatu jawaban yang dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita sebut sebagai suatu premis tak bertanggung jawab. Sebenarnya sangat lucu memang apabila fisika menganut prinsip ini, saya yakin Anda sejak kecil ketika mempelajari fisika pasti sudah diberikan bekal bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam yang tak mengenal kata "kebetulan". Cukup lucu memang ini, tapi ya inilah fisika. ilmu sains yang berwibawa namun tetap dipenuhi lelucon. Namun dari manakah para fisikawan ini meyakini adanya "kebetulan"? dan sebenarnya seperti seharusnya, fisika adalah ilmu exact yang semuanya harus memiliki dasar. Dan "kebetulan" fisika pun ya harus punya dasar. Lalu apa dasarnya? Apabila Anda pernah mempelajari matematika dan mengenal adanya teori chaos, maka itulah dasar dari munculnya kata "kebetulan" di fisika ini. Jadi teori chaos itu adalah teori yang mempelajari tentang perubahan kecil yang mampu menyebabkan perubahan besar di kemudian sehingga hal ini sangat sulit untuk diprediksi, makanya ketika muncul kejadiannya maka disebut dengan "kebetulan", contoh aplikasi dari teori ini adalah cuaca.

Lalu apabila Anda bertanya dimanakah 11 dimensi itu? ya, apabila Anda melihat ke ruangan yang Anda pijak saat ini maka saya yakin dengan sangat bahwa ruangan Anda itu berbentuk 3 dimensi hehehe... ya, pada pengalaman hidup kita sebenarnya hanya mengenal 4 dimensi dengan 1 dimensi adalah waktu. Lalu sisanya yang 7 dimensi pada kemana? Masih menurut penganut teori-M, maka sisa 7 dimensi ini adalah tereduksi atau "terlipat" kedalam 3 dimensi ruang. Ya, untuk memudahkan masalah dimensi ini saya ilustrasikan sedikit pengalaman hidup kita. Apabila Anda melihat seutas tali maka saya yakin jika yang Anda lihat adalah benda berdimensi 1 bukan? Namun, cobalah sedikit berimajinasi, apabila Anda menjadi seekor kutu maka bukankan Anda pada tali itu bisa saja bergerak maju-mundur,kanan-kiri bahkan atas-bawah.Maka dari sedikit imajinasi bahwa Anda seekor kutu hehehe.. maka Anda dapat melihat dimensi yang sedikit berbeda bukan? Ya, mungkin kira-kira begitulan 7 dimensi yang "hilang" menurut fisikawan, mereka hanya nampak dalam skala supermikro yang dimensi-dimensi tersebut oleh para penganut teori-M disebut oleh brane.Yang dalam ceritanya bahwa ada 10 brane (brane 0, 1, 2,...9) dan brane tersebut dibungkus oleh brane 10.

Tapi mengapa cuma dimensi yang sekarang kita tahu saja yang bisa kita lihat, kenapa tidak lebih? Apabila Anda bertanya demikian maka saya yakin Anda adalah orang yang cerdas. Maka saya ingin menjawab sekaligus ingin menutup catatan saya dengan sedikit kejutan lagi. Jawabannya adalah: "kebetulan!" Ya, kebetulan saja Anda hanya dapat melihat 3 dimensi ruang dan merasakan 1 dimensi waktu bukan 10 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu.

Dan apabila Anda kembali lagi bertanya siapa sih salah satu penganut teori aneh ini? Maka kini giliran saya yang akan menjawab pertanyaan saudara dengan gaya fisikawan teori-M. Jawabannya adalah:"kebetulan" Stephen Hawking adalah penganutnya.

Mungkin sekianlah catatan dari saya, terimakasih bagi Allah SWT. yang menciptakan langit berlapis-lapis yang apakah tiap lapis yang jumlahnya 7 itu adalah terjemahan dari 7 dimensi yang "hilang"?  Maka karena keterbatasan ilmu agama saya maka saya hanya ingin mengucapkan: Wallahu a'lam bishowab...

3 comments: